Aku mencoba keluar melihat keadaan sekitar, beberapa bisikan mulai mempengaruhiku untuk tidak melakukan itu.. Tapi.. ya namanya juga seorang penderita Insomnia yang sedang bosan mengarungi dunia maya, maka akhirnya aku keluar juga..
***
Terlihat beberapa kelelawar sedang asik menari-nari menikmati indahnya cahaya sang bulan, namun tampaknya sang bulan tidak senang... ia membelokan cahayanya pada sudut lain dan seketika menarik perhatianku ...
Bambu...
Pohon Bambu...
Itulah yang sang bulan sinari..
Aku termenung...
Terdiam...
dan sesekali berpikir dalam untuk bisa memahami perilaku sang bambu..
Meliuk-liuk seakan tak berdaya menahan terpaan angin.. Aku khawatir ia tak akan sanggup menerima tekanan yang begitu besar itu...
***
Aku melirik kesamping, sebuah pohon yang tak jelas jenisnya ini (karena gelap dan sedikit pencahayaan) berdiri angkuh menyombongkan kekuatan kambiumnya...
Ya engkau memang besar dan kuat wahai pohon, tapi aku tetap bertaruh untuk sebuah pohon bambu yang tak berdaya disana itu lebih dapat bertahan walaupun diterpa ganasnya angin malam..
Ia seakan-akan menerima tantanganku... Dengan cepat ia menahan dan melawan sang angin.. Keringat sang angin seakan-akan menetes tepat jatuh dipelupuh mataku, ya ia bersusah payah mencoba menumbangkan sang pohon berkambium..
"Huh, lihat saja.. ", aku mulai bergumam dalam hati.. " 1 Terpaan... 2 Terpaan..." " 8 Terpaan... 10 Terpaan !! " Bruuk !! Sang pohon kambium akhirnya tumbang juga... haha akhirnya tumbang !!
***
Kemudian pandangan ku beralih pada sang bambu tua tadi...
aku rasa sudah berpuluh-puluh terpaan angin telah ia rasakan..
Namun, tetap bertahan hingga kini...
Mengapa ya ? Aku berpikir hingga jauh ke dalam...
***
Ya sekarang aku tau jawabannya..
Perbedaan antara si pohon berkambium dan sang bambu tua..
Perbedaan terbesar adalah ketika bagaimana kedua makhluk itu menyikapi tekanan..
Pohon pertama menyikapinya dengan berusaha melawan, tetapi perlawanan tentu ada batasnya.. Ia akan kehabisan tenaga dan hancurlah dia diterpa angin...
Sedangkan pohon bambu tua itu menyikapi sebuah tekanan dengan sangat bijaksana.. Bukan melawan atau bernafsu mengalahkan tekanan itu.. Justru ia menikmatinya.. Ya dan tekanan itu bahkan memberikan kekuatan sendiri baginya untuk melewati beberapa terpaan..
Aku rasa kondisi itu bisa saja terjadi pada kehidupan manusia..
Bagi ia yang belum terbiasa dengan sebuah tekanan, pasti akan berusaha melawan tekanan untuk terbebas dari kondisi itu.. Jika ia dapat terbebas, maka itu tidak akan bertahan lama.. Ketika tekanan itu datang lagi dan terus datang, otak dan hatinya akan berontak tidak akan menerima keadaan tersebut.. Alhasil depresi, stress dan lama kelamaan akan hancur.. Persis seperti yang terjadi pada pohon berkambium..
Tekanan alangkah lebih baik jika disikapi dengan bijaksana... Seperti yang telah diajarkan oleh sang bambu tua.. Berusahalah untuk menikmatinya.. Tekanan memiliki sesuatu hal yang dapat mengakselerasikan kemampuan-kemampuan diri kita menjadi lebih baik.. Ya setidaknya itu yang aku rasakan selama ini..
"Banyak hal-hal baru yang kau temui jika telah mencoba menikmatinya (tekanan) wahai sang pohon berkambium..." Aku mulai menceramahinya.. Ya untung saja ini malam hari, coba kalau siang.. Bisa-bisa seantero kampung meneriaki ku orang gila..
malam yang damai...
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar