Karya : Ilyaza Gusnawan
Tak ada cermin yang tak retak bila kusentuh
Berawal dari goresan kecil tak kasat mata
Aku pun tak menghiraukannya
Hingga rasa pilu ini memenuhiku tanpa kenal batas
Goresan membesar
Lama-lama membesar
Dan Sang pilu sangat setia memupuki goresan itu
Ketika aku perlahan mendekat
Ketika kulit tipis ku berada diantara cermin dan goresan itu
Semua partikel cermin meledak seketika
Seolah-olah lepas dari kekangan sang waktu
Partikel yang kegirangan…
Masuk menembus dimensi emosi
Membuka kunci tahanan, sang pilu yang hendak keluar
Tak bisa kubendung lagi…
Sungguh tak bisa
Kini aku hanya terdiam…
Membiarkannya menenggelamkanku
Kedalam mimpi-mimpi kosong yang tak ada ambang batas
Kini aku hanya terdiam…
Menatap debu serpihan-serpihan kecil, sang cermin
Penasaran ?? Klik disini...
Jumat, 11 Maret 2011
Cermin II
Karya :Ilyaza Gusnawan
Setiap sendi kecil leherku bergerak
Bayang-bayang itupun mengikuti
Bayangan yang sama di setiap noda waktu
Tetapi ketika mata ini kupenjamkan
Bayang-bayang itu memudar seketika
Dan tiba-tiba dia mengurungku kedalam sebuah kotak cermin
Bayangan itu semakin menjadi-jadi
Sosok bayang yang terasing dari semua keindahan
Sosok bayang yang ditinggalkan oleh zaman
Semakin terasing
Lama-lama semakin terasing
Tiada kelebihan yang tampak, semuanya serba datar
Bayang-bayang terasing…
Partikel-partikel cahaya terbias olehnya
Bergerak dalam suatu formasi membentuk sebuah siluet
Siluet yang mengharapkan hangatnya kebersamaan
Memintaku menuntunnya keluar
Dan terus memohon…
Tapi aku tak bisa
Karena dia adalah bayangan diriku, ditengah dinginnya sebuah cermin
Penasaran ?? Klik disini...
Langganan:
Postingan (Atom)