Jumat, 10 Juni 2011
Adakah yang Mau Menerima Saya Apa Adanya ?
Adakah yang mau menerima saya apa adanya ?
Adakah ?
Adakah ?
Atau mereka hanya menikmati kelebihan saya saja ?
Lantas bagaimana dengan kekurangan saya ?
Ataukah….
Beberapa tahun yang Lalu
Dalam komunitas tertentu saya sering kali tidak dianggap ataupun tidak dihargai sama sekali. Bahkan mereka bisa-bisanya menghujat saya tanpa alasan tertentu. Mungkin memang ada alasan, tapi alasan yang tidak pantas disebut sebagai alasan. Perbedaan. Ya itulah satu-satunya benteng yang dapat mereka jadikan sebagai tempat berlindung.
Hmmm…. Baru kali ini saya menghirup udara sang sumatera. Waktu dimana saya dan keluarga pertama kali berlabuh di suatu tempat bernama Aceh. Pada awalnya saya sangat sulit berbaur dengan teman sebaya. Entah apa alasannya, tapi mungkin karena saya berbeda. Berbeda dalam hal suku, gaya bicara, sikap, dan lain-lain. Dalam hal suku, jelas saya berbeda karena saya berasal dari Pulau Jawa begitupula dengan gaya bicara. Nah, dalam hal sikap mungkin saya sedikit berbeda dengan manusia-manusia di bumi ini. Aneh, itulah kata yang pertama kali terlintas jika melihat saya. Karena “aneh” ini pula lah, mungkin saya sering di acuhkan dan tidak diperhitungkan.
Lalu bagaimana ketika saya kembali ke tanah Jawa ? Mereka pun begitu. Saya sering disepelekan dan tidak dianggap. Mungkin karena saya sudah beradaptasi dengan darah Sumatera sehingga membuat saya berbeda kembali. Apakah itu sifat asli manusia ? Mari kita tanya diri kita masing-masing.
Kini
Saya perlahan-lahan mulai merasakan arti bersosialisasi dan bergaul dengan orang banyak. Mau tahu penyebabnya ? Sebab pertama karena darah saya sudah mulai berubah menjadi Jawa. Anda semua mengerti kan apa yang saya maksud dengan “darah” ? Sebab kedua yang saya rasa paling berpengaruh yaitu karena saya sudah bisa perlahan-lahan menutupi sifat “aneh” saya. Entahlah, mungkin karena saya sudah sedikit menjadi remaja menuju kearah dewasa.
Dalam hati kecil, terkadang saya merasa kasihan dengan “saya kecil” yang baru mengenal dunia. Ia belum bisa mengendalikan keanehannya. Oleh karena itu, begitu terjun ke lautan manusia, langsung ditenggelamkan tanpa ampun dengan perihnya hujatan-hujatan. Akibatnya lihatlah saya sekarang. Saya menjadi orang yang tidak PD (Percaya Diri) apabila tampil di depan banyak orang. Apakah itu adil ? Sungguh, sungguh tidak adil. Sama sekali tak adil.
Yang sangat saya sesalkan mengapa manusia-manusia itu tega melakukan hal seperti itu terhadap saya ? Mengapa saya tidak diberi sedikit kesempatan untuk berubah ? Akankah mereka sadar atas apa yang mereka lakukan ? Mari sekali lagi kita tanya diri kita masing-masing.
Penasaran ?? Klik disini...
Langganan:
Postingan (Atom)