-->

Rabu, 10 April 2013

A Quote...

" Seorang jenius bukanlah ia yang selalu merumitkan sesuatu yang sederhana, tetapi ia yang tahu kapan waktu yang tepat untuk merumitkan yang sederhana dan menyederhanakan yang rumit..... "

01:52 AM : Aku, hanya seonggok Ilyas kecil...

cakcaknangkarak.tumblr.com/

Penasaran ?? Klik disini...

Rabu, 30 Januari 2013

Belajarlah dari Sang Bambu Tua !!


Angin sangat bersemangat sekali malam ini, ya semangat untuk menepis beberapa helai daun dan merangkai bunyinya menjadi sebuah alunan melodi nan mistis dan damai....
Aku mencoba keluar melihat keadaan sekitar, beberapa bisikan mulai mempengaruhiku untuk tidak melakukan itu.. Tapi.. ya namanya juga seorang penderita Insomnia yang sedang bosan mengarungi dunia maya, maka akhirnya aku keluar juga..

                                                       ***

Terlihat beberapa kelelawar sedang asik menari-nari menikmati indahnya cahaya sang bulan, namun tampaknya sang bulan tidak senang... ia membelokan cahayanya pada sudut lain dan seketika menarik perhatianku ... 

Bambu... 
Pohon Bambu... 
Itulah yang sang bulan sinari.. 

Aku termenung... 
Terdiam... 
dan sesekali berpikir dalam untuk bisa memahami perilaku sang bambu.. 

Meliuk-liuk seakan tak berdaya menahan terpaan angin.. Aku khawatir ia tak akan sanggup menerima tekanan yang begitu besar itu... 

                                                       *** 

Aku melirik kesamping, sebuah pohon yang tak jelas jenisnya ini (karena gelap dan sedikit pencahayaan) berdiri angkuh menyombongkan kekuatan kambiumnya... 

Ya engkau memang besar dan kuat wahai pohon, tapi aku tetap bertaruh untuk sebuah pohon bambu yang tak berdaya disana itu lebih dapat bertahan walaupun diterpa ganasnya angin malam..
Ia seakan-akan menerima tantanganku... Dengan cepat ia menahan dan melawan sang angin.. Keringat sang angin seakan-akan menetes tepat jatuh dipelupuh mataku, ya ia bersusah payah mencoba menumbangkan sang pohon berkambium.. 

"Huh, lihat saja.. ", aku mulai bergumam dalam hati.. " 1 Terpaan... 2 Terpaan..." " 8 Terpaan... 10 Terpaan !! " Bruuk !! Sang pohon kambium akhirnya tumbang juga... haha akhirnya tumbang !!

                                                       ***

Kemudian pandangan ku beralih pada sang bambu tua tadi... 
aku rasa sudah berpuluh-puluh terpaan angin telah ia rasakan.. 
Namun, tetap bertahan hingga kini... 
Mengapa ya ? Aku berpikir hingga jauh ke dalam...  

                                                       *** 

Ya sekarang aku tau jawabannya.. 
Perbedaan antara si pohon berkambium dan sang bambu tua.. 
Perbedaan terbesar adalah ketika bagaimana kedua makhluk itu menyikapi tekanan.. 

Pohon pertama menyikapinya dengan berusaha melawan, tetapi perlawanan tentu ada batasnya.. Ia akan kehabisan tenaga dan hancurlah dia diterpa angin... 
Sedangkan pohon bambu tua itu menyikapi sebuah tekanan dengan sangat bijaksana.. Bukan melawan atau bernafsu mengalahkan tekanan itu.. Justru ia menikmatinya.. Ya dan tekanan itu bahkan memberikan kekuatan sendiri baginya untuk melewati beberapa terpaan.. 

Aku rasa kondisi itu bisa saja terjadi pada kehidupan manusia..
Bagi ia yang belum terbiasa dengan sebuah tekanan, pasti akan berusaha melawan tekanan untuk terbebas dari kondisi itu.. Jika ia dapat terbebas, maka itu tidak akan bertahan lama.. Ketika tekanan itu datang lagi dan terus datang, otak dan hatinya akan berontak tidak akan menerima keadaan tersebut.. Alhasil depresi, stress dan lama kelamaan akan hancur.. Persis seperti yang terjadi pada pohon berkambium.. 

Tekanan alangkah lebih baik jika disikapi dengan bijaksana... Seperti yang telah diajarkan oleh sang bambu tua.. Berusahalah untuk menikmatinya.. Tekanan memiliki sesuatu hal yang dapat mengakselerasikan kemampuan-kemampuan diri kita menjadi lebih baik.. Ya setidaknya itu yang aku rasakan selama ini.. 

"Banyak hal-hal baru yang kau temui jika telah mencoba menikmatinya (tekanan) wahai sang pohon berkambium..." Aku mulai menceramahinya.. Ya untung saja ini malam hari, coba kalau siang.. Bisa-bisa seantero kampung meneriaki ku orang gila.. 

malam yang damai... 
                                                        *** Penasaran ?? Klik disini...

Minggu, 30 Desember 2012

Sharing-sharing Arsitektur

apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata arsitektur ?
hayo jawab dalam 10 hitungan, 1..2... 3... 4... 5... 6... 7... 8... 9... 10...
(emang quiz ? -_-)
hehe postingan ini saya buat hanya untuk sekedar sharing-sharing saja...
jika ada yang terinspirasi ya Alhamdulillah, jika ada yang mengkritik pun Alhamdulillah..
Mohon maaf apabila ada yang terganggu atau tidak berkenan terhadap gambar-gambar yang akan saya tampilkan..
hmmm... berikut ini adalah beberapa tugas dari mata kuliah gambar arsitektur hasil karya saya sendiri yang masih belum cukup sempurna (cukup aja belum, apa lagi sempurna haha..-_-)... harap dimaklumi...:D yang akan saya tampilkan hanya beberapa saja, karena saya tidak sempat memotretnya T_T...

mari kita mulai...!!!


                     Sketsa secara Re-Draw sebah gedung perkantoran

Re-Draw : Menggambar ulang dari foto atau gambar yang sudah ada :D

                    Sketsa secara Real Draw bangunan di Ciwalk Bandung
                         #wakakak kapan lagi kuliah outdoor di Ciwalk :))

Real Draw : Menggambar sketsa langsung ditempat dengan objek yang real.
                                  
            Sketsa Real Draw gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
                                                       UPI Bandung
                                         #Real draw pertama nih ! hehehe :D

                 #Sketsa sebelum rendering dan direvsi sama asdos wkwkwk

                Sketsa Real Draw salah satu gedung di Jalan Asia Afrika Bandung
                                #Sketsanya belum selesai nih..-_- jadi malu ._.

                                 # Nah ini penampakan gedung aslinya hehe
                                                      
                                 Sketsa Real Draw Gedung Sate Bandung
               #butuh perjuangan nih ngegambarnya -_-
       ngegambar siang-siang di tengah lapangan gasibu T_T
                               
                 Sketsa Real Draw Gedung Perpustakaan ITB Bandung
              #Kuliah di kampus orang, cuma buat nge-Real Draw wkwkw




 Sketsa Re-Draw Aneka Mobil
#Loh kok Arsitektur ngegambar mobil ??
pasti pada herankan ? Sebenarnya tujuan menggambar ini untuk melatih kita dalam menggambar elemen pendukung suasana sketsa. Dalam sketsa suasana tentunya melibatkan banyak elemen juga, ada bangunan utamanya, ada orang-orang, ada po'on, ada mobil dan lain-lain. :D :D


Hehe sekian...
Gambar selanjutnya akan saya post lagi dan semoga gambar-gambar diatas dapat bermanfaat bagi kalian  khususnya yang berminat untuk masuk bergelut dalam bidang Arsitektur :)





Penasaran ?? Klik disini...

Selasa, 24 Januari 2012

Sansetto Art Museum

Hai !
Ketemu lagi di blog saya :D
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang hasil rancangan saya. Karena saya mahasiswa arsitektur semester pertama, jadi harap dimaklumi jika para pembaca bertemu dengan beberapa tanda tanya dalam pikiran anda. Desain ini pun hanya memenuhi salah satu tugas mata kuliah estetika bentuk dan saya pun belum begitu mahir dalam merancang dan mengekspresikan ide-ide saya kedalam kehidupan nyata. Jadi, mohon kritikan dan bimbingannya ya kawan ! :D
Note : Postingan ini hanya bersifat iseng dan tidak bermaksud melecehkan siapapun (kayak apaan aja -_-)

Mari kita mulai... !!!!


Sansetto Art Museum




Bangunan ini merupakan sebuah Museum Seni yang mempresentasikan segala hal yang berkaitan dengan seni, baik berupa karya seni maupun sejarah dan perkembangannya.


Satu hal yang membuat gedung museum ini berbeda dari museum lainnya adalah mekanisme sirkulasi pengunjung yang diatur sedemikian rupa sehingga menciptakan sesuatu yang unik dari gedung ini. Pengunjung akan mulai berjalan  dari pintu awal (namun bukan pintu utama) menaiki suatu lantai berjalan melewati sebuah lorong (seperti yang ada di seaworld) untuk menikmati karya seni rupa yang ditempatkan di dindig lorong tersebut. Lorong ini akan berakhir di lantai teratas yaitu lantai 4 (Zona seni rupa) . Jadi, pengunjung akan mulai menikmati museum dari lantai teratas dan berakhir di lantai dasar (cafftetaria dan Merchandise Shop).







Konsep gedung ini terispirasi dari sebuah rubik yang digabungkan dengan fenomena matahari tenggelam (sunset). Konsep rubik terlihat dari bentuk utama gedung ini (bagian tengah) yang kemudian saya dan rekan saya duplikasi bentuknya menjadi beberapa bagian. Sedangkan konsep sunset terlihat dari gradasi warna (awalnya terang dan semakin kebawah menjadi gelap), gradasi ukuran (bentuk utama berukuran besar tetapi lama-kelamaan  kemudian mengecil) dan gradasi posisi (bagian awal tegak berdiri kemudian lama kelamaan miring sehingga membuat bagian akhir dalam posisi vertikal). Selain itu nama dari museum ini pun diambil dari ejaan orang jepang dalam mengucapkan kata sunset yaitu "Sansetto". Penasaran ?? Klik disini...

Sabtu, 03 Desember 2011

Nyam...nyam...nyam... Zzzzz


Lebih dari 3 bulan saya ga pernah nge-post lagi di blog ini... hmmmm
semenjak awal perkuliahan fokus saya sudah teralihkan dengan yang namanya TUGAS !! Pagi-pagi berangkat (karena jadwal kuliah saya dari senen sampe jumat berawal dari jam 7... Kalo dipikir-pikir kayak masa-masa SMA aja...hehe)pulang malem (karena ada asistensi) langsung ngedate lagi sama tugas (_ _"). Kalo tugasnya berat bisa sampe ga tidur semaleman itu pun kadang saya ketiduran dan tugasnya ga selesai...-______- hahaha...
Begitu pagi tiba, berangkat lagi ke kampus... begitu seterusnya dan seterusnya begitu...haha

Ingin rasanya bisa tetap aktif ngeblog, tapi tetap ga bisa T_T
yaah mungkin jika ada waktu luang (+ niat yang mencukupi haha) yang sedikit itu, saya bisa ngepost lagi kayak gini..hehe
Oh ya saya lupa, bagaiamana kabar teman-teman semua ? baik-baik saja kah ?
Alhamdulillah kalo semuanya dalam keadaan yang SUPER (ala Mario Teguh... SALAM SUPER !)

yaah postingan ini hanya sekedar untuk menghidupkan kembali kepingan-kepingan nyawa dari blog ini yang sudah lama mati (padahal baru 3 bulan lebih hehe)
mudah-mudahan dengan adanya postingan yang singkat ini sang nyawa bisa berpihak lagi dan kembali ke pelukan blog ini (halaaah -_-) hehe
sekian terimakasih :D :D
Penasaran ?? Klik disini...

Selasa, 26 Juli 2011

Cermath : Kisah si X part III


Dibawah pohon simbol integral ini kami berteduh, melepas penat, dan melayangkan sedikit kecemasan. Entah sudah berapa lama kami berjalan sejak melewati gerbang fungsi limit. Pohon integral ya ? Hmmm…Dulu sewaktu aku masih anak-anak, ketika aku kabur ke dunia kalkulus tentunya, aku terpesona oleh kemegahan pohon ini. Begitu anggun dan elegan. Ada kesan yang menyenangkan sekaligus menyeramkan dalam pohon ini. Biasanya banyak variabel yang berjibaku untuk berjejer tepat didepannya. Kau tahu mengapa ? Karena saat-saat seperti itulah Mbah integral yang baik hati (tidak seperti mbah diferensial) mulai melakukan pekerjaannya. Ia akan menaikan setiap pangkat variabel yang berada didepan pohon integral. Tapi banyak juga loh yang binasa !. Angka-angka sering terbawa oleh angin dan hinggap diatas pohon itu atau jatuh tepat dibawahnya. Buuuuft !! Seketika pohon tersebut memiliki batas dan membuat semua variabel mengakhiri tugasnya. Sungguh tragis

Kulihat banyak variabel kerdil (dwarf) berbentuk “dx” mondar-mandir kesana kemari memulai hari yang indah ini. Ya memang, mereka sejenis dengan ku tapi sedikit berbeda dalam hal ukuran tubuh. Merekalah yang selalu membantu Mbah integral menjalankan tugasnya secara sukarela. Ku pandangi sekelilingku, mencari pertanda kemana penganut teorema sesat membawa kedua anakku. Hasilnya nihil. Semua serba abu-abu. Sudah seminggu aku berada di dunia kakulus ini, tapi belum menemukan kemajuan. Aku bingung, hilang arah kemana aku harus mulai melangkah. Ku putuskan untuk bertanya kepada Pak dx. Sungguh bingung aku dibuatnya. Entah apa yang dia katakan karena bahasanya sedikit berbeda. Mungkin karena aksen “aneh” yang membuatnya seperti itu. Tapi satu hal yang dapat aku pahami dengan jelas. Dia berkata bahwa jika ingin mengetahui seluk-beluk dunia ini dengan jelas, kenapa tidak bertanya kepada Mbah integral. Benak ku seketika membenarkan dan harapan ku pun mendadak tumbuh menjulang ke atas. Dengan semangat aku mengajak istri ku untuk cepat-cepat menemui Mbah integral. Benar-benar sangat berapi-api.

Disinilah sekarang aku berdiri, di depan sebuah gubuk tua, di ujung jalan setapak yang hampir tak terlihat karena tertutup oleh akar-akar pohon simbol integral. Perlahan-lahan kudekati pintu kumuh itu dan mencoba membuat beberapa ketukan. Ia pun keluar. Sesosok makhluk matematika tua yang kelihatannya telah melewati beberapa kejadian sangat pahit, siapa lagi kalau bukan Mbah integral.

“Masuklah !! Aku tahu dimana penganut teorema sesat itu berada…”

Kami pun masuk dengan tidak mengurangi sikap waspada. Hebat ! Dia dapat mengetahui tujuanku tanpa bertanya lebih dahulu. Dia ini dukun atau apa sebenarnya ? Aku bergumam dalam hati.

“Tenanglah, aku bukan dukun. Mereka berada di seberang sungai barisan aritmetika tak jauh dari tempat ini. Tapi, waspadalah ! Karena disana musuhku si Diferensial sering berkeliaran. Kalian dapat menggunakan formula atau rumus agar dapat berpindah dengan cepat dalam menyeberangi sungai itu. Aku sarankan pakailah formula ‘Un’. Aku jamin kalian tidak akan bertemu si bedebah Diferensial itu !”

“Te, te, terima kasih Mbah…”, aku menjawab dengan terbata-bata.

“Sudahlah ! Jangan kau diam saja disana. Cepat pergi sebelum kalian kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan anak kalian selamanya !”

Dengan penuh rasa percaya diri, kami pergi menyusuri jalan kecil menuju sungai barisan aritmerika. Suasana agak mencekam di sepanjang jalan ini. Entah apa yang membuatnya, aku tak tahu. Tapi untunglah isteriku setia menemaniku. Berjalan berdua di jalan kecil seperti ini, membuat aku mengenang masa-masa indah ketika aku pertama kali bertemu dengannya. Masa dimana kami sering duduk berdua di sisi sebuah jalan kecil dekat taman matriks. Menatap indahnya pemandangan sekumpulan fungsi naik dan fungsi turun. Tak luput determinan pun terlihat di tengah-tengahnya. Sungguh memesona. Aku ingin kembali ke masa itu. Tiba-tiba salah satu pikiranku yang lain menyerobot dan membuyarkan kenangan indahku. Aku teringat pesan Mbah integral. Aku harus membuat sebuah formula terlebih dahulu sebelum tiba di sungai itu. Baiklah, untung saja bahan-bahannya mudah didapat, yaitu hanya beberapa angka dan bahan-bahan lain. Karena tak ingin membuat resiko, aku membuat formula yang berbeda dari apa yang si Mbah sarankan. Formula ‘Sn’ !! Aku pikir itu akan membuat perpindahan menjadi semakin cepat sehingga Mbah Diferensial tak dapat mengejar kami. Ya hanya itu tujuanku, tak ada yang lain.

Angka-angka terlihat indah mengalir dalam sungai barisan aritmetika ini. Seakan-akan mereka hidup dan memberi salam padaku. Aku pun membalas salam mereka dengan sebuah senyuman. Tetapi sepertinya mereka tidak senang akan hal itu. Mereka tiba-tiba saja bergelombang dan membuat riakan yang sangat besar. Aku cemas sekaligus khawatir dengan apa yang akan terjadi. Oh tidaaak !! Ternyata itu Mbah Diferensial yang sedang menunggu mangsa dibawah sana. Cepat-cepat aku gunakan formula yang telah aku buat. Sial, aku baru sadar bahwa efek formula itu akan bekerja 1 menit kemudian sedangkan si Mbah telah berada dalam jarak beberapa meter di depan kami. Dengan refleks kami pun berlari ke arah hutan menjauhi si Mbah. Tetapi ia lama-kelamaan semakin mendekat dan menjadi sangat dekat. Detik-detik terakhir sebelum menyentuh tubuh si Mbah, efek formula itu bekerja ! TRING !! Kami melesat menjauhi si Mbah. Partikel-partikel udara berhembus dari hidungku menandakan sebuah kelegaan. Hufft. Namun baru beberapa detik saja, formula itu membawa kami ke dalam arah yang salah ! Aku takut, tegang, sekaligus cemas.

Kami malah semakin mendekat ke arah Mbah Diferensial. Sontak dia pun mencoba menyentuh kami. Kami berusaha bergerak melawan arah gerak formula tetapi energi yang kami punya hanya sedikit. Aku paksakan dengan sekuat tenaga dan akhirnya berhasil ! Aku perlahan-lahan keluar dari lintasan formula itu. Aku senang sekali. Namun ada yang sedikit berbeda. Isteriku !! Dimana dia ?? Aah tidaak !! Ia masih berada dalam lintasan itu !. Apa yang harus ku perbuat ? Lalu dalam sekejap, didepan mataku, ia berubah menjadi angka. Aku lemas, menjerit dalam hati, dan termenung sejenak.

“Ini salah ku !! Seharusnya aku mendengar kata-kata Mbah Integral ! Ini semua salah ku !! Mengapa aku mengubah formula itu menjadi “Sn” ? Bodohnya aku !! Benar-benar bodoh ! Tuhan, dapatkah aku mengulang semuanya ? Ku mohon ?! Beri aku kesempatan kedua ?! Arggghhhhh… Tidaaaaaaaaaak !!”

Haruskah aku melanjutkan perjalanan ini ? Di tengah keadaan duka seperti ini ? Aku bimbang belum dapat memutuskan.

Bersambung...
Penasaran ?? Klik disini...

Senin, 11 Juli 2011

Cermath : Kisah si X part II


Hufftt…. Akhirnya beres juga pekerjaanku di sekolah menengah pertama ini. Sungguh sangat melelahkan. Aku harus mondar-mandir dari satu buku, ke buku lainnya. Tetapi sang anak manusia itu tak kunjung mengerti pula. Apakah aku yang salah ? Atau guru mereka ? Mari kalian semua, para manusia, renungkan. Aku hanya bisa diam disini menunggu seorang manusia jenius yang bisa memaksimalkan potensiku

Papan tulis sedikit bedebu disini. Hal itu membuat kedatangan sang jenius terlihat jelas dari pulupuk mataku. Seorang anak remaja yang terlihat biasa saja, agak kucel memang. Tapi sungguh aku akui aura kejeniusannya terlihat jelas disudut ruang. Ia sangat lihai menggunakanku sampai-sampai aku tak tak butuh tenaga untuk membantunya. Bayangkan, sorang anak SMP (berasal dari peadalaman ku duga) mampu mengupas hampir semua teori-teori yang membuat bingung para sarjana muda. Bahkan para guru itu sampai geleng-geleng kepala dibuatnya (tentu saja bukan berarti mabuk…hehe). Entahlah darimana asalnya semua teori yang ia kuasai itu, akupun tak habis pikir. Inilah sosok yang ku tunggu-tunggu, yang mampu mengubah dunia manusia maupun dunia kami, dunia ilmu pengetahuan. Hai para remaja di muka bumi, kalian patut malu dan contohlah sang anak ajaib ini.

Sepulang dari pekerjaan ku di salah satu sekolah menengah pertama swasta itu, aku pun melepas penat dengan berkeliling taman matriks. Angka-angka berjejer dengan rapi sesuai dengan ordonya, para variable pekerja pun dengan giat mengurus kebun taman mereka. Pandangan ku tiba-tiba berhenti pada satu titik di ujung jalan, yang membuat ku terpesona. Terpesona bukan kepalang. Sebuah taman matriks identitas terpapapar indah dengan sentuhan yang luar biasa. Memang ukurannya tidak terlalu luas, hanya 2 x 2 saja, tapi penataannya itu yang membuatku terpesona. Ditengah-tengah taman itu, sesosok variable muncul dengan senyuman memukau. Ya, dia adalah variable yang paling indah yang pernah aku temui. Namun, aku belum sempat menanyakan identitasnya. Tapi tak apalah pikirku. Mungkin aku besok bisa menemuinya lagi disini.

Matahari esok telah bangun dari tidurnya. Aku bersemangat sekali hari ini karena sesuatu hal yang kalian pasti tahu apa itu. Aku mulai berlagak seperti detektif untuk mencari data tentang dewi variable yang telah mengisi himpunan kosong sang hati ku ini. Kalau membahas tentang data, aku tahu tempat yang tapat. Departemen statistika !! Tempat itulah yang menyediakan data yang akurat tentang variable di dunia ini. Sempat linglung juga aku ketika berada disana. Karena ada banyak sekali data, dan saya tidak tahu data tentangnya ada dimana. Bingo !! Entah takdir yang membawaku atau apa, secara kebetulan aku menemukan berkasnya tergeletak di atas meja. Lega hatiku ketika mengetahui identitas aslinya, dia adalah variable “Y”, putri satu-satunya dari Pak “Z”.Dengan nafas yang tergesa-gesa aku segera menuju taman matriks berharap ia ada disana seperti kemarin. Brukk !! Tiba-tiba aku bertabrakan dengan satu variable, ternyata dia !!

Berawal dari pertemuan tak lazim itu, kemudian hubungan kami berlanjut menjadi sepasang kekasih yang tidak dapat dipisahkan setelah kejadian bersejarah itu. Kami sudah berikrar janji dan pindah ke daerah pesisir diagram cartesius. Kami bersama-sama dalam persamaan garis dan memiliki sepasang anak X dan Y dalam persamaan lingkaran. Yah, memang kini umurku sudah berpangkat 2 dalam persamaan itu. Hari-hari kami lewati dengan kebahagiaan yang luar biasa. Sungguh keluarga yang aku idam-idamkan selama ini. Anak-anak ku pun tidak ada yang nakal, semuanya begitu penurut. Ya, memang aku sedikit khawatir akibat berkembangnya isu tentang teorema sesat yang sering menculik anak-anak kecil. Ditambah anak-anakku cukup cerdas untuk mereka jadikan incaran. Tapi aku yakin selama berpegang teguh pada teorema (semacam agama dalam kehidupan manusia) yang benar .

Suatu ketika, ketakutanku semakin menjadi-jadi. Terdengar kabar disana-sini bahwa sepasang anak-anakku telah ikut dalam teorema sesat itu. Aku panik dan hilang kendali. Apa yang harus ku lakukan ?? Akhirnya aku memutuskan melapor kepada sesepuh di rumah polinom. Rumah polinom merupakan rumah tempat berkumpulnya variabel-variabel yang telah berpangkat lebih dari 1000. Tetapi kini, para sesepuh dirumah itu tidaklah banyak. Kau tahu mengapa ? karena sebagian mereka disana telah direinkarnasikan sesuai dengan teorema sisa pembagian. Pangkat mereka yang tadinya beribu-ribu kini menjadi satuan kembali.

Betapa terkejutnya aku mendengar informasi yang dikatakan para sesepuh. Para penganut teorema sesat membawa jemaah mereka ke dunia kalkulus yang begitu aku takutkan. Mereka akan membuat suatu formula matematika yang dapat mengubah dunia ini menjadi semakin kelam, dipenuhi dengan himpunan kosong. Sebenarnya bukan hanya tugasku untuk menghentikan mereka, tapi tugas semua variabel di dunia ini. Yah, apa boleh buat, mereka tidak peduli dengan keadaanku. Aku terpaksa pergi bersama istriku untuk mengarungi dunia kalkulus. Satu-satunya jalan menuju kedunia itu adalah melalui gerbang fungfi limit. Memang agak berat hatiku masuk kembali kedunia itu, ini semacam trauma kecil. Tapi demi kedua buah hatiku, aku siap. Aku siap menerima resiko apa pun itu. Kami siap. Sangat siap.

Bersambung….
Penasaran ?? Klik disini...